animasi  bergerak gif

21 November 2012

Cara Mama Mengatasi Pertengkaran Adik dan Kakak

Sebagai orangtua, para mama pasti sering mendengar teriakan serta suara-suara bantingan akibat si adik berebut mainan dengan si kakak. Pertengkaran itu kadang membuat sang bunda terprovokasi sehingga ikut-ikutan berteriak. Padahal, pertengkaran tersebut tidak dapat diselesaikan dengan saling meneriaki. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Simak uraian berikut!

Menghargai Anak

Hal paling pertama yang mesti dilakukan oleh seorang bunda  adalah menyadari kepribadian anak. Jangan pernah menyepelekan hal ini dengan anggapan bahwa mereka masih anak kecil. Ya. Mereka memang cuma anak kecil, namun anak kecil itu ibarat busur panah. Anak akan semakin tajam jika sang bunda mendidik mereka dengan tajam pula.
Anak akan tumbuh menjadi seseorang yang pengertian dan mandiri ketika dia melihat contoh nyata dari orang yang sangat dekat dengannya. Ketika anak masih berusia di bawah lima tahun, sang bunda adalah sosok yang paling penting dalam kehidupan seorang anak. Bunda yang mempunyai ilmu dalam mendidik pasti tidak akan semena-mena memperlakukan anak-anaknya. Ia akan berpikir keras bagaiman mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya di masa keemasan tersebut.
Teriakan dan bantingan pintu dengan kata-kata kasar hanya akan membuat anak menjadi anak yang kasar dengan kepribadian yang mudah tersinggung dan tidak mampu menerima perbedaan. Ketika keinginannya tak terpenuhi, ia akan menggunakan kekuatan fisik. Hal inilah yang seharusnya tidak boleh terjadi. Ketika ini terjadi, akan sulit untuk memberikan pengaruh yang baik dan menghapuskan pengaruh jelek yang telah tertanam sebelumnya.
Hal kedua yang harus bunda lakukan adalah tidak menganggap remeh, adalah mainan. Mungkin bagi seorang mama atau bunda, mainan merupakan hal sepele sehingga dengan mudah meminta si kakak untuk mengalah. Ingat, jangan pernah lakukan hal ini karena persoalannya tidak terbatas pada kakak yang harus mengalah. Ajarkan pula adik untuk menghargai barang milik kakak, begitupun sebaliknya.
Ketika kakak harus selalu mengalah, sang kakak akan merasa bahwa menjadi seorang kakak itu tidak enak dan bukan merupakan satu posisi yang menyenangkan. Ingatlah bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa meminta bahwa ia ingin menjadi ada pertama atau ia ingin menjadi anak bungsu agar dimanja. Karena hal itu sudah menjadi takdir, bunda tidak boleh pilih kasih. Bunda tidak bisa selalu memposisikan kakak sebagai anak yang harus selalu mengalah pada adiknya. Sang kakak bisa cemburu dan kecemburuan ini bisa berdampak pada hubungan yang baik antara kakak dan adik nantinya.
Sering terdengar betapa sakit hati sang kakak terbawa hingga ia menjadi anak dewasa. Pada tekanan tertentu sang kakak bisa frustasi dan tidak merasa nyaman berada di dekat ibu dan adiknya karena ia tak bisa mengandalkan ibunya untuk membela kepentingannya. Pasti bukan satu posisi yang menyenangkan ketika tidak bisa bersandar pada bahu ibu ketika mempunyai masalah yang pelik.
Ketika memutuskan untuk mempunyai lebih dari satu anak, orangtua harus belajar memahami bahwa mereka hadir untuk semua anaknya dan bukan untuk salah satu anak saja. Semua keputusan pasti ada konsekuensi yang harus ditanggung. Kalau merasa tidak bisa adil dan merasa ada masalah yang akan menjadi kendala, memutuskan hanya mempunyai satu anak, adalah satu keputusan yang baik. Atau memutuskan mempunyai anak lagi ketika anak yang pertama telah berusia cukup matang untuk mempunyai adik atau bahkan sang anak sendiri yang memohon agar mempunyai seorang adik. Hal ini mungkin merupakan jalan tengah agar sang kakak mudah diminta pertolongan ketika memang harus lebih perhatian kepada adiknya. Sang kakak juga bisa dilibatkan dalam mengurus sang adik.
Kalau keputusan yang terakhir ini yang diambil, bunda harus memikirkan usia dan tenaga untuk hamil dan merawat bayi lagi. Pasti tidak mudah tetapi resiko itu pasti ada dan harus dihadapi dengan santai dan biasa saja agar stres juga tidak mempengaruhi sang janin.
Jika pertengkaran itu dipicu akibat kesalahan si adik, bunda boleh meminta kakak untuk mengalah. Namun, jangan lakukan hal ini terlalu sering karena si kakak akan berpikir bahwa ibunya lebih menyayangi adik. Jadi, jika pertengkaran itu memang kesalahan adik, bunda harus menasihatinya untuk meminta maaf pada kakak. Bila masih melanggar, beri hukuman untuk berdiri di pojok rumah.
Hukuman tidak hanya berlaku bagi adik, kakak pun harus diperlakukan sama jika berbuat kesalahan. Hukuman itu bukan berarti mengajarkan kekejaman pada anak, melainkan cara untuk melatih mereka agar bersikap disiplin. Dengan demikian, adik dan kakak akan merasa mendapat perlakuan yang sama dari ibu mereka.

Menghukum Anak dan Penyelesaian

Ketika bunda memarahi kakak, peran ayah dibutuhkan. Dalam hal ini, ayah berperan sebagai pihak yang netral, tidak membela kakak maupun adik. Nah, setelah bunda selesai memarahi kakak, ayah harus berusaha mengajak kakak bicara seraya memberikan penjelasan mengapa bunda sampai marah karena anak kadang tidak tahu alasan orangtua memarahinya.
Posisi ayah seperti ini tidak bisa juga diberlakukan terus-menerus. Hal ini akan menyebabkan pengertian anak terhadap orangtuanya menjadi salah. Mereka akan berpendapat bahwa bundanya tukang marah dan ayahnya adalah sosok yang bijaksana. Terkadang ketika sang ayah marah, bunda harus bisa menenangkan anak-anak dan menjelaskan mengapa ayahnya marah. Keadaan ini akan membuat anak mempunyai pemikiran yang berimbang terhadap kedudukan orangtua mereka.
Sudut pandang anak dan sudut pandang orangtua tentu berbeda. Kadang, anak akan merasa bahwa hal yang dilakukannya benar-benar tidak salah. Setelah suasana mulai dingin, mama boleh kembali memanggil kakak untuk menyampaikan kalimat-kalimat positif. Misalnya, “Besok, kalau adik minta mainan lagi, boleh ya?” atau “Besok, kalau adik minta mainan lagi, dikasih yang lain aja ya!
Ingat, jangan sekali-kali mengulangi kalimat negatif pada anak. Misalnya, “Besok, kalau adik minta mainan, mau dipukul lagi?” Perkataan tersebut hanya akan membuat kakak merasa kesalahannya diungkit-ungkit sehingga ia berpikir bahwa mama masih marah.
Intinya, untuk menyelesaikan masalah ini, mama harus mengatakan hal-hal positif yang ingin dilakukan si kecil, bukan hal negatif yang tidak boleh dilakukan si kecil.

Mencari Cara Agar Adik dan Kakak Rukun

Langkah terakhir yang harus dilakukan oleh mama adalah mencari cara untuk membuat adik dan kakak rukun. Akan tetapi, cara ini tidaklah mudah karena anak-anak tidak mungkin bisa lepas dari pertengkaran. Oleh sebab itu, biarkanlah pertengkaran kecil itu terjadi sebagai proses untuk saling menghargai. Namun, hal itu tidak boleh lepas dari bimbingan mama sebagai orangtua.
Berbuat adil itu susah apalagi berbuat adil kepada anak sendiri. Terkadang seseorang yang sangat paham teori mendidik anak bahkan telah menerbitkan buku tentang mendidik anak, juga pernah merasa bingung dengan permasalahan yang dihadapinya. Hal ini karena setiap saat permasalahan itu selalu berbeda dan perkembangannya pun sangat cepat sehingga kadang satu masalah belum selesai sudah ada lagi masalah baru yang terasa lebih besar.
Bunda harus menghindari stres. Kalau bunda stres, keluarga ikut stres. Bagaimana agar tidak stres, ajak anak bicara. Pertama kali mereka diajak berkompromi, mungkin saja terlihat sulit. Tetapi kalau berkompromi telah menjadi satu kebiasaan, maka anak akan terbiasa dengan pola itu dan mereka dengan senang hati mengikuti pola tersebut. Putus asa tidak boleh ada dalam benak seorang ibu. Ketegaran ibu akan sangat berpengaruh kepada tumbuh kembang jiwa dan mental anak. Penting bagi ibu untuk terus belajar agar pikirannya tidak terkungkung hanya oleh permasalahan rumah tangga.
Ibu perlu keluar rumah sesekali tanpa ada anak yang mengikutinya. Kalau ibu selalu bersama anak 24 jam, tujuh hari seminggu, ibu tidak memiliki lagi waktu khusus untuk dirinya sendiri. Hal ini bisa memicu stres bahkan depresi dalam diri ibu. Ibu akan tampak layu dan tak bersinar. Keadaan ini akan mempengaruhi cara ibu memandang anak-anaknya. Agar hal ini tidak sampai terjadi, ibu harus diberi sedikit kelonggaran, peranan suami sangat penting dalam menenangkan hati istrinya. Suami yang tak bisa menenangkan hati istrinya hanya akan memperkeruh keadaan. Jadi keadaan emosi ibu bisa membuatnya menjadi seorang bunda yang hebat yang bisa menjadi penengah di antara anak-anaknya.
Itulah cara yang bisa dilakukan oleh mama untuk mengatasi pertengkaran kakak dan adik. Semoga bermanfaat!

0 komentar:

Posting Komentar