animasi  bergerak gif

01 Agustus 2012

Perlunya Diskusi Untuk Mendidik Anak Memecahkan Masalah

Pengertian diskusi lazimnya digunakan sebagai sebuah sarana dalam memperbincangkan sesuatu. Dalam arti, istilah diskusi merupakan bentuk tukar-menukar pikiran yang digunakan untuk memecahkan sebuah masalah. Dalam pengertian diskusi secara formal maka Anda akan menemukan moderator, penyaji, peseta, dan juga notulis. Namun, dalam artikel ini, pengertian diskusi akan kita gunakan dalam mendidik anak.
Mendidik anak menjadi sebuah tanggung jawab orang tua yang tidak bisa dilupakan. Apalagi saat ini gempuran berbagai hal telah menjadikan orang tua sedikit kewalahan untuk meladeni setiap masalah dan pertanyaan dari buah hatinya. Oleh karena itu, orang tua harus dapat membina anak untuk memahami perngetian diskusi dalam memecahkan setiap masalah yang ada.

Pengertian diskusi untuk memecahkan setiap masalah yang ada adalah saling bertukar pandang untuk menemukan penyelesaian yang terbaik dalam menghadapi berbagai persoalan. Dalam berdiskusi tentu saja tetap ada tukar-menukar pikiran secara bebas, walaupun di dalamnya tidak ditemukan alat-alat formal, seperti moderator, penyaji, notulis, dan lain-lain. Untuk itu, diperlukan argumen yang cukup agar didapatkan pemecahan masalah secara tepat.
Masalah yang dihadapi anak di dalam lingkungan keluarga, lingkungan teman, lingkungan sekolah, bahkan masalah dengan dirinya sendiri dengan studi dan pekerjaannya. Sejak usia TK, anak-anak sudah menghadapi masalah yang cukup pelik. Seperti bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan teman-temannya atau pun gurunya. Agar orang tua dapat menyelesaikan masalahnya, maka orang tua harus secara persuasif mengajak anak memahami pengertian diskusi dan dapat membicarakannya dengan baik.

Pengertian Diskusi - Memecahkan Masalah dengan Berdiskusi

Memecahkan segala masalah anak dengan memberinya pengertian diskusi serta menerapkannya secara konsisten, akan membuat seorang anak dapat menghadapi persoalan dengan rasional dan tidak dipenuhi cara-cara yang emosional. Hal ini sudah dapat diterapkan kepada anak yang berumur 3 tahun, untuk memahamkan kepada mereka pengertian diskusi untuk memecahkan masalah. Tentu saja, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dipahami dan dapat dicerna oleh anak.
Misalnya, seorang anak yang berumur 3 tahun menangis tiba-tiba karena film kartun kesayangannya habis. Ia merengek-rengek minta diputar ulang. Tentu saja hal ini tidak dapat dilakukan. Lalu, bagaimana orang tua menyelesaikan masalah? Apa yang harus ia lakukan untuk memahamkan anak bahwa tayangan kesayangannya telah habis? Memarahinya ataukah memukulnya?
Jika orang tua tidak terbiasa untuk memberikan pengertian diskusi dan mengajak anak berdialog dengan cara yang baik. Kemungkinan hal ini malah menjadikan orang tua semakin bingung dan kesulitan. Bila orang tua malah memarahi atau pun memukulnya maka ditakutkan anak akan terbiasa mengatasi masalah dengan menggunakan kekerasan.
Hal ini haruslah kita hindari sedini mungkin. Anak tidak boleh mengambil kesimpulan bahwa untuk memecahkan masalah maka harus ada kalah dan menang. Anak harus diajak berdiskusi serta memahami pengertian diskusi untuk memecahkan masalah.
Masalah yang diselesaikan dengan metode kalah-menang malah akan membuat runyam masalah anak. Hal ini malah akan memperbesar masalah dan menjadikan masalah semakin rumit. Seharusnya, seorang anak memecahkan masalahnya dengan berdiskusi dan melakukan analisis masalah. Jika tidak dilakukan, anak akan menjadi semakin sulit untuk memahami masalah yang datang sehingga kreativitasnya dapat berhenti. Anak juga akan mudah putus asa dan menjadi penakut.
Di sinilah peran penting orang tua dalam mendidik anak-anak memahami pengertian diskusi secara mendalam. Jika anak sudah terbiasa berdiskusi maka intelektualitasnya akan berkembang dengan baik. Anak juga akan lebih mandiri dan dapat secara rasional memandang masalah yang ada. Dengan begitu, orang tua tidak dituntut untuk dapat selalu mendampingi anak setiap saat. Anak akan lebih mandiri dan dapat menggunakan nalarnya untuk menganalisis masalah.

Pengertian Diskusi - Berdiskusi adalah Investasi bagi Anak

Metode berdiskusi dalam memecahkan masalah akan melatih anak untuk dapat memutuskan masalah secara sistematis dan dengan cara-cara yang tentunya logis. Bila sejak kecil anak-anak sudah dilatih untuk berdiskusi dalam memecahkan masalahnya, tentu saja hal ini akan membuat anak mudah dalam mengenali setiap masalah yang mereka hadapi. Metode berdiskusi dalam memecahkan setiap masalah yang ada akan menghilangkan sifat-sifat emosional yang tidak perlu.
Oleh karena itu, orang tua dituntut untuk dapat mengajarkan anak untuk berdiskusi secara baik dan benar. Komitmen orang tua juga akan diuji dengan adanya beberapa masalah yang datang. Orang tua pun ketika menghadapi masalah yang ada harus dapat berdiskusi sebagai contoh untuk perkembangan anak nantinya.
Ada beberapa contoh sederhana tentang masalah-masalah yang biasanya dihadapi oleh anak kita.
  1. Anak sedang kesulitan untuk mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan orang tua sendiri tidak dapat membantunya karena tidak mengerti. Bagaimana tindakan tepat orang tua? Untuk menghadapi masalah ini, orang tua dapat menyarankan anaknya untuk belajar bersama teman, belajar kepada kakak kelas, orang tua juga bisa mendatangkan guru privat jika mampu. Jadi pada situasi semacam ini, orang tua diminta tidak bersikap acuh tak acuh.
  2. Anak bertengkar dengan temannya di sekolah, sehingga si anak tidak mau masuk sekolah karena takut. Apa yang harus dilakukan orang tua untuk menghadapi masalah ini? Apakah menyuruh anak untuk melawan temannya tadi? Atau melarang anak pergi ke sekolah? Atau malah mendatangi anak yang bermasalah dengan anaknya tadi? Jika cara yang ditempuh adalah cara-cara di atas, tentu akan timbul masalah baru. Tidak heran jika malah menjadi masalah keluarga yang rumit.
  3. Anak takut pada kegelapan, sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk menjalan salat Magrib atau pun Isya di masjid. Bahkan, jika ada kesempatan untuk pergi bersama orang atau ataupun kakaknya saja dia tidak mau. Maka bagaimana tindakan orang tua? Apakah orang tua memarahinya habis-habisan? Atau malah membiarkan saja ketakutan anak berkembang? Atau malah membuat sebuah terapi dan menempatkan anak di kegelapan, lalu meninggalkannya begitu saja?
Jika masalah-masalah anak tadi dipecahkan dengan cara yang emosional dan tidak rasional maka kemungkinan yang terjadi adalah kerugian akan didapat oleh anak kita. Sebab dengan cara yang emosional serta tidak memahami pengertian diskusi secara baik, seorang anak akan tetap terbebani dengan berbagai masalah yang ada.
Akan tetapi jika orang tua dapat membantu anak untuk memecahkan masalahnya secara rasional dengan membiasakan anak untuk memahami pengertian diskusi dan aplikasinya. Anak akan memiliki kekayaan wawasan dan dapat terbiasa untuk berpikir secara logis.
Islam memberikan dorongan untuk memecahkan masalah secara logis dan rasional. Dalam hal ini adalah setiap masalah yang ada kaitannya dengan hubungan antara manusia. Namun, untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan ibadah, maka kita dilarang untuk menggunakan cara rasional dalam memecahkan masalah yang ada. Misalnya, membantu anak menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelajaran.
Untuk membiasakan anak dapat berdiskusi dalam memecahkan masalah, hendaklah orang tua bersedia untuk mendengarkan keluhan mereka, atau menanyakan problem anak. Bisa juga dengan meluangkan waktu khusus untuk berbicara dengan anak. Orang tua bisa menjadi pembimbing anak untuk memecahkan masalahnya dengan cara berdiskusi. Orang tua pun bisa menjadi contoh yang baik untuk anak-anak, dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi keluarga dengan cara berdiskusi dengan anak.
Seorang ayah yang baik, akan mengajak anggota keluarga berdiskusi jika menghadapi masalah yang menyangkut kepentingan keluarga. Dengan mendengarkan pendapat setiap orang di dalam keluarga, maka anak juga akan belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah secara mandiri dan rasional. 
Demikianlah pentingnya kita memahami pengertian diskusi dan pemahamannya untuk mendidik anak menjadi lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar